Tampilan Masakan Buruk, Lilian Justru Lolos Eliminasi MasterChef

DI episode 7 MasterChef Indonesia Season 3 yang tayang Minggu, 26 Mei 2013, kontestan belajar satu hal. Penampilan makanan memang penting, tapi juri masih lebih menolerir jika citarasa masakannya luar biasa, seperti dialami Lilian.

Tiga kontestan terbawah harus masuk babak Pressure Test. Mereka adalah Tya (21, mahasiswa asal Denpasar), Melati (26, interior designer freelancer asal Yogyakarta), dan Lilian  (29, dosen asal Bandung). Tegang, pasrah, juga optimis bercampur di raut wajah mereka.

"Kayak orang mau dieksekusi mati, enggak siap banget," kata Tya.

Ketiga perempuan ini diharuskan menduplikasi menu Pan Seared Bread and Raisin Stuffed Chicken On A Caramelized Onion Puree, Wilted Brussel Sprout and Sauteed Potato. Chef Degan menjelaskan bahwa hidangan ini untuk menguji teknik kontestan dalam mengubah citarasa. Pressure point-nya berada pada tingkat kematangan dan pengelolaan waktu memasak.

Di antara ketiganya, Melati terlihat paling tenang, seperti juga diakui para kontestan yang melihat mereka di Lounge. Melati juga terlihat paling yakin dengan masakan yang dibuatnya. Sementara, Tya disebut yang paling panik dan tegang, Chef Degan menangkap ketegangannya.

Waktu 60 menit berlalu, saatnya ketiga kontestan terbawah ini untuk menunjukkan hasil masakannya. Tya diminta maju paling dulu.

"Saya katakan, masukkan ayam di menit 20. Kalau diperhatikan detail, ayam ini kenapa dipotong enam?," tanya Chef Marinka kepada Tya.

"Saya melakukan kesalahan, berupaya memperbaiki tapi waktunya enggak cukup," tukas Tya.

Sementara, Melati luput memberi garam saat merebus kentang untuk mashed potato. Dia hanya memberinya saat sauté. "Menduplikasi penting juga rasa, selain penamilan. Kentang kalau dimasak selalu kasih garam supaya rasanya enak," pesan Chef Degan.

Lain lagi kesalahan yang dilakukan Lilian. Tampilan makanannya tidak menarik, dia juga melakukan kesalahan karena membuang ujung-ujung potongan daging ayam.

"Enggak boleh buang bagian ujung-ujungnya," tegas Chef Marinka.

Ketiganya semakin grogi menunggu keputusan juri. Nama Tya disebut pertama. "Orangtua kamu pasti bangga kamu masuk top 25. Kamu kangen orangtua dan keluarga? Mereka bangga dan pasti kecewa, karena hari ini kamu masih berada di Galeri MasterChef Indonesia," kata Chef Arnold. Tya senang bukan kepalang.

Tinggal Melati dan Lilian. Mantan teman sekamar ini diliputi momen penuh emosional. Juri meminta salah seorang di antara mereka untuk membuka sebuah tray tertutup yang di dalamnya sudah ada apron bertuliskan nama kontestan yang akan bertahan di Galeri.

"Melati, penampilan masakan kamu rapi dan detail. Warnanya luar biasa bagus. Lilian, dari segi presentasi sangat jauh dari apa yang kami lihat, potongan salah, ujungnya tidak ada di situ," jelas Chef Degan.

Lilian, yang merasa yakin akan pulang, meminta izin Melati untuk membuka penutup tray. Ternyata, apron di dalamnya bertuliskan nama Lilian. Itu artinya, Melati yang tereliminasi.

"Lilian, kamu punya masakan citasanya luar biasa. Onion puree perfect, kentang enak, hampir semua komponennya enak. Jadi, menduplikasi citarasa jauh lebih sulit, di situlah Lilian uggul," jelas Chef Degan. Perpisahan keduanya tak pelak semakin emosional.

"Di dalam hidup wajar kita bikin kesalahan supaya suatu hari kamu jadi sempurna," pesan Chef Degan.

"Ini adalah kompetisi. Saat sedih selalu ada, karena selalu ada yang pulang di tiap tantangan. Jangan lama bersedih, karena harus bangkit dan berkompetisi lagi. Masih panjang sekali jalannya. So, jangan sampai kehilangan semangat. Good luck," pesan Chef Arnold kepada Melati.

"You're already be a winner," ujar Chef Marinka.

"Pelajaran dari sini, saya mengantongi banyak masukan dari para chef, mentor, dan teman-teman," kata Melati. (ftr)

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog