JK: Pulau Komodo Jadi Tujuan Wisata, Sejahterakan Juga Masyarakatnya

Lombok - Pulau Komodo yang berada di Labuan Bajo NTT, saat ini sedang mempercantik diri. Hal tersebut ditandai dengan dijadikannya Pulau Komodo sebagai salah satu dari new seven wonder oleh UNESCO.

Menurut Ketua Dewan Pembina Yayasan Komodo Kita, Jusuf Kalla, hal tersebut tidak terlepas dari keinginan Indonesia menjadikan pulau yang dihuni 1.500 Komodo tersebut sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia Timur. Menurutnya, agar dapat menyaingi Bali, saat ini Desa Komodo harus melakukan perubahan yang signifikan, khususnya untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kita semua berusaha untuk daerah Bali, Lombok, hingga Desa Komodo menjadi daerah wisata. Jadi untuk wisata pertama harus teratur dan bersih karena sudah ada daya tariknya, yaitu Pulau Komodo ini, 1.500 ekor komodo ini sudah menjadi daya tarik, tetapi masyarakat juga harus mendapat manfaat," kata JK.

Hal itu disampaikan JK usai melakukan peletakkan batu pertama di Desa Komodo, untuk mengubah Desa Komodo sebagai Desa Wisata, di Kecamatan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Senin (27/5/2013).

Menurut JK, kesejahteraan masyarakat di desa tersebut merupakan poin vital yang harus segera digerakkan apabila ingin menjadikan tempat tersebut sebagai desa wisata. Sehingga SDM 425 jiwa penduduk desa itu harus ditingkatkan dengan memberikan beberapa pelatihan sebagai bekal mereka menghadapi wisatawan internasional.

"Komodo kan selama ada lumpur, selama ada kambing selesai urusan kan? Sekarang bagaimana efeknya itu memberikan kesejahteraan masyarakat, sehingga ini kalau mau dikunjungi pulau ini harus teratur, harus disiplin dan masyarakatnya punya pengetahuan. Itulah kenapa saat ini desa ini dibangun menjadi desa wisata, dengan memenuhi syarat-syarat itu," jelasnya.

Saat ini kendala terbesar yang dihadapi pemerintah adalah bagaimana membuat masyarakat desa tersebut menjadi terbuka terhadap dunia luar. Maklum saja, selama ini mereka hidup di dalam pulau yang harus ditempuh selama 2 jam dari pusat kota Labuan Bajo dan sangat minim infrastruktur, bahkan untuk yang paling dasar sekalipun.

"Mengubah kebiasaan masyarakat untuk hidup tertutup menjadi terbuka, itu tantangan paling besar di daerah wisata, membuka masyarakat yang hospitality, teratur, termasuk perizinan, jalan, makan yang bersih, mengubah itu yang sulit," kata Kalla.

JK berharap, sebelum September 2013 yang merupakan puncak dari Sail Komodo, pembangunan infrastruktur di desa Komodo dapat terealisasi dengan sempurna. Selain itu, peningkatan SDM juga telah dilakukan oleh Yayasan Komodo Kita dengan memberikan kursus diving dan bahasa Inggris kepada masyarakat agar mereka dapat leluasa dalam menjadi tour guide nantinya.

"Pastikan nanti rumah penduduk dapat menjadi rumah homestay, selama air dan listrik ada, kemudian warung, restoran dan pantainya bersih, itu pasti bisa homestay, bisa seperti di Sanur nanti. Selain itu masyarakat sudah diberikan kursus untuk menyambut wisatawan asing," harapnya.

Simak rangkuman beragam peristiwa penting dan menarik sepanjang hari ini di "Reportase Malam", pukul 1.00 WIB, hanya di Trans TV.

(rni/rmd)



Powered By WizardRSS.com | RFID Wallet Blocking Cards

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog