Dolar menguat di perdagangan Asia

Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar bertahan mantap di perdagangan Asia, Rabu, setelah data baru menunjukkan kepercayaan konsumen dan harga rumah di Amerika Serikat meningkat.

Angka-angka tersebut adalah bukti terbaru bahwa ekonomi terbesar dunia itu bisa meningkatkan pemulihannya, membuka jalan bagi Federal Reserve AS untuk menarik kembali program pembelian obligasi besar yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif.

Perdagangan dolar telah dipengaruhi oleh perbedaan pandangan atas komentar dari Ketua Fed Ben Bernanke pekan lalu, meskipun dealer umumnya memandang ketua bank sentral sebagai mengatakan Fed perlu untuk melihat lebih banyak data beberapa bulan sebelum mengetatkan kebijakannya.

Dalam perdagangan sore di Tokyo, dolar dibeli 102,36 yen dari 102,32 yen di New York pada Selasa sore.

"Dolar menjadi pendorong utama pasangan (dolar/yen) dan fokus akan semakin berada pada sikap the Fed terhadap pembelian obligasinya dan indikator-indikator seperti data lapangan pekerjaan AS," kata Kengo Suzuki, penyiasat valas di Mizuho Securities.

Greenback melompat pada Selasa (28/5) setelah rilis laporan S&P/Case-Shiller tentang harga perumahan di AS untuk Maret, menunjukkan mereka naik 10,9 persen dibanding Maret 2012, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak April 2006.

Indeks kepercayaan konsumen AS dari The Conference Board untuk Mei yang melompat kuat ke tingkat terbaik dalam lima tahun, juga membantu mendorong dolar.

Greenback naik melewati 103 yen pada bulan ini mencapai tingkat tertinggi sejak Oktober 2008 didorong pelonggaran moneter agresif bank sentral Jepang (BoJ) dan data ekonomi kuat AS. Pelonggaran cenderung menekan mata uang nasional.

"Kami perkirakan yen tetap dijual terhadap dolar," Credit Agricole mengatakan dalam sebuah catatan.

"Divergensi ekspektasi kebijakan moneter Fed-BoJ digabungkan sekali lagi dengan sentimen risiko yang stabil akan membuat kasus untuk pasangan itu cenderung kembali ke tertinggi dan di atas tahun ini."

Euro datar di 1,2855 dolar, sementara merayap turun menjadi 131,50 yen dari 131,61 yen di perdagangan AS.

Data inflasi Jerman yang baru tidak mungkin menawarkan kejutan karena prospek pertumbuhan redup zona euro diperkirakan akan mempertahankan harga, kata Credit Agricole.

"Oleh karena itu (Bank Sentral Eropa) akan terus mempertahankan semua opsi tentang tindakan kebijakan tambahan terbuka."

Dolar menguat terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS naik menjadi 1,2685 dolar Singapura dari 1,2646 dolar Singapura sehari sebelumnya, menjadi 9.873 rupiah Indonesia dari 9.825 rupiah, menjadi 1.128,66 won Korea Selatan dari 1.126,88 won dan menjadi 30,16 baht Thailand dari 29,92 baht.

Greenback juga menguat menjadi 42,26 peso Filipina dari 41,85 peso, menjadi 56,14 rupee India dari 55,74 rupee dan menjadi 29,97 dolar Taiwan dari 29,91 dolar Taiwan.

Dolar Australia melemah menjadi 95,69 sen AS dari 96,49 sen, sementara yuan China berpindah tangan pada 16,66 yen terhadap 16,65 yen, demikian AFP.
(A026/B008) 

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog