Trik Hadapi Si Bossy

Wednesday, 22 May 2013

Trik Hadapi Si Bossy

Dia bukan bos, tapi belagu bukan main. Ini dia trik untuk menghadapi bos "jadi-jadian" ini:

Cek Job Desc.
Klarifikasikan kembali pada atasan, apa peran Anda saat ini, apa area tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang Anda miliki. Hasil apa yang ia minta dari Anda dan harapan apa yang perlu dipenuhi. Klarifikasikan juga bagaimana alur kendali saat ini, apakah Anda ada di bawah kendali rekan kerja bossy  tersebut, atau murni setara.

Jangan Mau Ditekan
Tuliskan apa saja yang menjadi prioritas tugas Anda saat ini. Dan mintakan persetujuan dari atasan atau atasan langsung dari atasan. Anda bisa mem-print-nya bila perlu, sehingga bisa menunjukkan pada rekan kerja tersebut agar dia tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban Anda. Serta membuatnya menyadari apakah dia sedang melalui wewenangnya atau tidak.

Berani Bicara
Cara lain, tunjukkan sikap asertif, yaitu berani menyampaikan pendapat dan gagasan dengan cara yang positif, demi mendatangkan kebaikan bagi dua pihak. Minta waktu bertemu dan menyampaikan padanya hal-hal yang ingin Anda sampaikan. Jelaskan padanya bahwa Anda sepenuhnya menyadari sikap bossy-nya, dan merasa terganggu dengan hal itu. Sampaikan apa saja dampaknya bagi Anda dan katakan bagaimana Anda ingin diperlakukan. Sampaikan apa kerugian yang mungkin terjadi dengan sikapnya tersebut, dan apa keuntungan atau manfaat yang diraih, bila ia mau berubah.

"Kita Setara, lho!"

Tunjukkan padanya bahwa Anda sepenuhnya sadar dengan gaya bossy-nya. Bila sedang kumat, usahakan mengendalikan suasana dengan mengajaknya mengingat kembali kesetaraan posisi Anda berdua sebelum mengerjakan "pekerjaan tambahan" darinya. Anda bisa mengatakan dengan baik padanya bahwa Anda terbuka untuk membantu, hanya bila ia mengajukan secara terbuka dan dengan cara yang baik.

Jeli Lihat Peluang
Tidak perlu terlalu terpaku dengan posisinya sebagai kerabat dekat bos besar di tempat kerja. Bila bos besar ini sekaligus merupakan pemilik perusahaan, maka Anda bisa tetap bersikap profesional sesuai peran yang dituntut dari Anda, fokus kerja yang baik sehingga Anda tetap memiliki nilai jual tinggi di tempat lain. Bina hubungan yang baik dengan pihak strategis lainnya, siapa tahu mereka bisa merekomendasikan Anda bila merasa perlu pindah kerja nantinya. Sekiranya bos besar ini bukan pemilik perusahaan, maka pertimbangkan bahwa peluang terjadi restrukturisasi organisasi mungkin saja terjadi, atau mutasi, atau promosi, sehingga selalu ada pejabat baru yang setiap saat bisa mengisi posisi strategisnya tersebut.

(Ayunda Pininta/ Precilia Meirisa)
Foto: Thinkstock

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog