Serangan terhadap Obama berpusat di pajak

Jakarta (ANTARA News) - Gedung Putih mati-matian menyergah tudingan kubu Republik kepada Presiden Barack Obama telah melakukan penyalahgunaan wewenang, terutama dalam soal audit pajak oleh Internal Revenue Service (IRS) yang adalah lembaga independen dalam pemerintahan AS.

"Yang kami tak tahu dalam perkara ini adalah apakah itu mengalir dari IRS ke Gedung Putih," kata Senator Republik Mitch McConnell. "Jelas, kami baru hanya menyentuh permukaan dari skandal ini." 

Anggota Kongres dari Republik Darrell Issa yang turut menginvestigasi Obama dalam perkara serangan ke kompleks diplomatik AS di Benghazi beberapa tahun lalu, juga menyoroti episode skandal IRS ini.

"Ini menyasar secara efektif musuh-musuh politik presiden, dan berbohong mengenai hal ini selama pemilu lalu sehingga tak terungkap sampai kini," kata dia seperti dikutip AFP.

Senator Marco Rubio dan Rand Paul juga turut menyerang dengan menggalang suara pendukung Republik.  Upaya mereka ini juga bisa ditafsirkan sebagai memperkuat peluang mereka mengikuti Pemilu 2016 nanti.

Namun Thomas Mann, peneliti pada Brookings Institution, mengatakan tuduhan-tuduhan kepada Obama itu tidak serius dan tidak didasari fakta.

"Masalah IRS akan menjadi serius jika Obama atau lainnya di Gedung Putih memang terlibat," kata dia seperti dikutip AFP.

Obama harus memulai awal masa kedua pemerintahannya dengan penuh guncangan sehingga perjalanan pemerintahannya tersendat, seperti kegagalannya dalam meloloskan UU pengendalian senjata dan agenda ekonominya yang ambisius.

Media massa AS kini berspekulasi apakah Obama akan terjerambab dalam "kutukan masa jabatan kedua" seperti menimpa banyak presiden AS sebelum dia.

Bulan-bulan penuh skandal juga membuat Demokrat terdemoralisasi sehingga popularitas Republik melesat menjelang pemilu sela pada 2014.

Sekalipun Gedung Putih tidak terlibat, Demokrat akan mengalami kerugian karena kehilangan momentum politik, perhatian pemerintah teralihkan dan memaksa mereka menyewa pengacara-pengacara mahal untuk mendampingi mereka dalam dengar pendapat di Capitol Hill. 

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog