Namun itu berlaku suatu anomali di Indonesia. "Itu tidak berlaku untuk Indonesia, yang tumbuh dua kali dari pertumbuhan ekonominya," kata Komisaris Independen PT Garuda Indonesia, Peter F Gontha, di Sanur, Bali, Senin.
Penerbangan itu dipimpin Direktur Utama PT Citilink, Arif Wibowo, yang juga menjelaskan berbagai hal tentang perusahan penerbangan anak perusahaan PT Garuda Indonesia itu.
Pasar penerbangan biaya rendah inilah yang mendorong secara luar biasa pertumbuhan industri penerbangan di Tanah Air sejak pertengahan 2000.
Menurut Gontha, pemakai jasa penerbangan di Indonesia bertambah sekitar 10 juta orang setiap tahun. Polanya tidak sepenuhnya linier melainkan cenderung eksponensial, bermakna laju pertumbuhan ini semakin besar dari tahun ke tahun.
Pada kuartal pertama 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia "cuma" 6,2 persen, turun ketimbang capaian pada 2012 sebesar 6,8 persen. Walau menurun, tetap angka pertumbuhan itu di atas pertumbuhan Asia dan dunia.
Satu penentu adalah pergeseran tingkat kemakmuran penduduk Indonesia yang terus terjadi, yang pada 2030 diperkirakan terdapat 135 juta jiwa yang berdaya beli cukup.
"Ilustrasinya begini, jika seseorang mampu membeli mobil bekas atau sepeda motor, maka dia pasti mampu membeli tiket pesawat terbang di kelas ini," kata pebisnis yang namanya terlanjur melekat dengan Java Jazz itu.
0 comments:
Posting Komentar