Korsel dan AS Masih Dialogkan Nuklir

KOMPAS.com - Korea Selatan (Korsel) dan AS masih melakukan dialog soal pakta damai nuklir bilateral. Perhelatan itu dimulai di Seoul pada Senin (3/6/2013) sebagaimana warta AFP.

Di dalam dialog itu ada agenda untuk Seoul membuat bahan bakar nuklirnya sendiri. Kesepakatan kedua pihak tersebut ditandatangani pada 1974 dan habis masa berlakunya pada 2014. Namun, pada April lalu, perjanjian itu diperpanjang dua tahun setelah tidak ada kemajuan mengenai permintaan Seoul, yang ingin memroses kembali penopang bahan bakar.
    
Korsel menginginkan pencabutan larangan penghidupan reaktor nuklirnya dan mengatasi kekurangan listrik yang semakin menjadi-jadi. Tapi, Washington mencegah ide dasar untuk proliferasi. Pengolahan kembali itu menciptakan stok plutonium terpisahkan yang kemudian dapat diperkaya untuk senjata kelas bahan fisil.
    
Kepala delegasi Korsel pada negoisasi itu Park Ro-Byug menyebutkan bahwa AS dapat memberikan kelonggaran, mengingat kesepakatan persekutuan AS dan Korsel merupakan "pasak pada poros" untuk kedamaian dan stabilitas Asia Timur Laut. "Saya harap status dari peran pasak itu akan terefleksi dalam revisi kesepakatan ini," kata Kantor Berita Yonhap yang mengutip Park, saat berbicara kepada Thomas Countryman, Asisten Sekretaris Keamanan Internasional dan Non-proliferasi.
    
Countryman mengatakan Washington telah berkomitmen untuk menemukan solusi teknis dan ekonomi yang dapat meningkatkan kerja sama.
    
Korsel telah mengajukan sebuah pengolahan dengan teknik baru yang dianggap kurang kondusif untuk proliferasi karena terdapat plutonium terpisah yang dicampur dengan material fisil yang lebih aman.
    
Seoul mendesak bahwa terdapat kebutuhan untuk menghasilkan bahan bakar nuklirnya untuk mengaktifkan 23 reaktor. Kapasitas dari reaktor itu dapat memberikan sepertiga dari kebutuhan energi dan menguras stok penopang bahan bakar bekas yang dikatakan telah mencapai kapasitas penuh.
    
Namun, permintaan untuk Korsel memproduksi bahan bakar nuklirnya menjadi lebih rumit dengan isu program senjata nuklir Korut.

Korsel menginginkan pencabutan larangan penghidupan reaktor nuklirnya dan mengatasi kekurangan listrik yang semakin menjadi-jadi.

 

Editor : Josephus Primus

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog