Hakim ditembak mati di luar pengadilan di Libya timur

Tripoli (ANTARA News) - Seorang hakim ditembak mati di luar sebuah pengadilan di kota Derna, Libya timur, Minggu, kata seorang pejabat, hanya beberapa pekan setelah pengadilan memulai lagi pekerjaan di sana setelah perang 2011.

Penyerang membunuh Mohammed Houidi pada Minggu pagi ketika ia keluar dari pengadilan di kota itu, yang dikenal sebagai sebuah pangkalan militan garis keras, lapor Reuters.

"Sebuah mobil berhenti di depan dan orang-orang bersenjata menembakinya," kata Mansour al-Hasadi, seorang anggota dewan nasional Libya asal Derna, kepada Reuters. "Ia tewas seketika."

Hasadi mengatakan, pengadilan di kota itu baru beberapa waktu terakhir ini memulai lagi pekerjaan setelah kekacauan karena perang 2011 yang menggulingkan Muamar Gaddafi. Seperti di daerah-daerah lain di Libya, pasukan keamanan dan pengadilan di sana juga masih tetap lemah.

Seorang kerabat Houidi mengkonfirmasi keterangan Hasadi dan mengatakan, "Pengadilan baru saja mulai bekerja lagi dan ini mungkin mengacaukan orang-orang yang secara terang-terangan menuntut pemberlakuan hukum Islam di Derna."

Penduduk mengatakan, terjadi sejumlah demonstrasi yang dipelopori kelompok garis keras yang mendesak penerapan hukum sharia dalam beberapa bulan ini.

Sabtu, enam prajurit tewas dan lima lain cedera dalam bentrokan antara pasukan keamanan khusus Libya dan pemrotes bersenjata di luar kota Benghazi, Libya timur, kata beberapa pejabat militer.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.

NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.

Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu, termasuk serangan mematikan pada September terhadap Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Chris Stevens dan empat warga lain Amerika. (M014) 

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog