Harga minyak naik didorong permintaan kuat Amerika Serikat

London (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Kamis, didorong tanda-tanda lebih kuat permintaan minyak mentah Amerika Serikat dan di tengah membaiknya keadaan lapangan pekerjaan di ekonomi terbesar dunia itu.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik 67 sen menjadi berdiri di 103,69 per barel pada akhir transaksi London.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, melonjak 1,29 dolar AS menjadi 95,03 dolar AS per barel.

"Minyak terus merespon penurunan tajam persediaan minyak mentah yang dilaporkan pada Rabu oleh Departemen Energi Amerika Serikat," kata Nick Dale-Lace, pedagang senior di CMC Markets Inggris.

"Tren positif mingguan juga didukung pelemahan dolar dan penurunan 11.000 sejak pekan lalu dalam jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan manfaat pengangguran dalam angka yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja."

Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu mengatakan stok minyak mentah di Amerika Serikat merosot 6,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 31 Mei, jauh lebih besar dari perkiraan analis, dengan rata-rata perkiraan dipatok pada turun 400.000 barel.

Penurunan stok mendukung harga minyak mentah karena menunjukkan peningkatan permintaan minyak. Sementara permintaan bensin biasanya meningkat selama musim mengemudi pada musim panas AS, yang saat ini sedang berlangsung dan melihat warga Amerika turun ke jalan-jalan untuk liburan mereka.

Data resmi Kamis menunjukkan klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran AS jatuh pada minggu lalu, tetapi tetap dalam kisaran yang sama dari beberapa bulan terakhir karena pasar pekerjaan perlahan-lahan membaik.

Klaim pengangguran awal, tanda laju PHK, turun 11.000 ke 346.000 dalam pekan yang berakhir 1 Juni, Departemen Tenaga Kerja mengatakan.

Namun, Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan bahwa para dealer tetap berhati-hati menjelang data terbaru dari China.

Dia mengatakan kepada AFP bahwa "minyak berjangka akan tertekan jika ada tren melambat" dalam data perdagangan China untuk Mei, yang akan dirilis pada Jumat (7/6).

Biro Statistik Nasional di Beijing akan mengungkapkan angka untuk produksi industri, penjualan ritel dan inflasi pada Sabtu.

Perkembangan China diawasi ketat karena merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan konsumen energi terbesar dunia.

IMF baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan 2013 untuk China menjadi 7,75 persen dari proyeksi awal sebesar 8,0 persen.

(A026)

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog