- Penulis :
- Indra Akuntono
- Jumat, 7 Juni 2013 | 16:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tamagola yakin pemilihan presiden 2014 tidak berpotensi menimbulkan konflik horizontal di daerah. Pasalnya, masyarakat di daerah cenderung tidak peduli dengan calon presiden manapun yang akan memenangi pemilihan. Tamrin menjelaskan, masyarakat daerah masih memposisikan pemilihan presiden sebagai pesta demokrasi yang jauh di awang-awang.
Masyarakat di daerah, kata Tamrin, telanjur menganggap pemilihan presiden tak memiliki pengaruh langsung pada kehidupan mereka yang jauh dari pusat pemerintahan. "Kenapa pilpres tidak menimbulkan konflik horizontal? Karena posisinya yang tinggi di awang-awang. Bagi masyarakat pedesaan, mereka akan bilang 'emang gue pikirin'," kata Tamrin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Oleh karena itu, Tamrin berpendapat, hal-hal ini menggerus emosi masyarakat di daerah pemilihan presiden. Pasalnya, gaung pemilihan presiden hanya terdengar keras di wilayah pusat.
"Terpilih atau tidak terpilih capresnya, ada presiden atau tidak, itu tidak berpengaruh (untuk masyarakat di daerah). Emosional pemilih di sana berbeda," ujarnya.
Editor : Hindra
0 comments:
Posting Komentar