Pasien Opname Akibat Infeksi dan Penyakit Autoimun Rentan Depresi

Copenhagen, Gangguan mood biasanya terjadi ketika seseorang mengalami emosi yang berlebihan hingga kadangkala mengganggu aktivitas hariannya. Penyebabnya beragam. Tapi sebuah studi baru dari Denmark menyatakan gangguan mood juga bisa menghantui pasien yang diopname akibat terkena infeksi tertentu dan penyakit autoimun.

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang disebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi kacau dan menyerang sel-sel atau jaringan tubuhnya sendiri.

Studi ini melibatkan lebih dari tiga juta orang yang terlahir di Denmark antara tahun 1945-1996 dan diamati hingga akhir tahun 2010. Selama studi tercatat lebih dari 91.000 orang dibawa ke rumah sakit akibat gangguan mood, seperti gangguan bipolar atau depresi.

Ternyata 32 persen di antaranya diketahui pernah diopname di rumah sakit karena mengidap infeksi tertentu dan 5 persen pernah diopname karena penyakit autoimun hingga akhirnya mengidap gangguan mood. Bahkan peneliti juga menemukan bahwa risiko gangguan mood tertinggi sudah membayangi sejak tahun pertama pasca si pasien mengidap infeksi atau penyakit autoimun.

Partisipan yang diopname akibat infeksi berpeluang 62 persen lebih tinggi untuk mengidap gangguan mood dibandingkan dengan orang yang tidak diopname karena infeksi. Sedangkan pada pasien yang diopname karena penyakit autoimun, risikonya terkena gangguan mood mencapai 45 persen.

Apalagi orang-orang yang pernah diopname karena infeksi dan penyakit autoimun sekaligus, karena mereka berisiko lebih besar untuk mengidap gangguan mood dibandingkan orang yang masuk rumah sakit akibat salah satu di antara kedua gangguan kesehatan tersebut. Kata peneliti, hal ini dapat mengindikasikan bahwa dua kondisi tersebut dapat berinteraksi untuk meningkatkan risiko gangguan mood.

Tak hanya itu, risiko gangguan moodnya bisa meningkat seiring dengan semakin tingginya frekuensi pasien masuk rumah sakit. Artinya, pasien yang diopname sebanyak tiga kali akibat infeksi selama studi berisiko dua kali lipat mengalami gangguan mood. Sedangkan pasien yang diopname sampai tujuh kali, risiko gangguan moodnya bisa sampai tiga kali lipat, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak diopname akibat infeksi.

Dari situ peneliti menduga bahwa peradangan, baik yang terjadi pada pasien infeksi dan penyakit autoimun bisa jadi mempengaruhi otak sehingga meningkatkan risiko gangguan mood.

"Kendati begitu studi ini hanya menemukan keterkaitan, dan tak dapat membuktikan bahwa infeksi atau penyakit autoimun adalah penyebab gangguan mood. Tampaknya faktor-faktor lain seperti stres atau pengalaman diopname dapat menjelaskan kaitan tersebut," ucap Ian Gotlib, profesor psikologi dari Stanford University yang tidak terlibat dalam studi ini.

"Lagipula ada berbagai faktor risiko lain dari gangguan mood yang tidak dipertimbangkan dalam studi ini seperti kebiasaan merokok dan status sosioekonomi," tambahnya seperti dikutip dari livescience, Jumat (14/6/2013).

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry.


(vit/vit)



Powered By WizardRSS.com | RFID Wallet Blocking Cards

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog