Kementan: Indonesia masih aman dari krisis pangan

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia saat ini masih aman dari krisis pangan, meskipun harga pangan di tingkat dunia cenderung mengalami kenaikan.

Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Selasa menyatakan, meskipun demikian pihaknya terus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi apabila terjadi krisis pangan dunia, seperti dilansir Organisasi Pangan Dunia (FAO).

Menurut dia, salah satu penyebab tingginya harga pangan dunia, karena pangan yang bisa dikonsumsi manusia dialihkan ke energi atau pakan ternak, sehingga trennya harga pangan naik terus.

Salah satu upaya mengantisipasi krisis pangan tersebut, lanjutnya, pihaknya mengimbau semua pihak untuk terus meningkatkan ketahanan pangan, termasuk memanfaatkan perkarangan untuk tanaman pangan.

"Kita punya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga," katanya.

Suswono menyatakan, upaya tersebut sebagai bagian proteksi dari risiko ketahanan pangan di tingkat keluarga sekaligus mendiversifikasikan pangan pokok selain beras.

Sementara mengenai teknologi pertanian, Balitbang Kementan telah menyiapkan benih padi yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrem.

Menurut Suswono, pendapat DPR yang menilai Indonesia memasuki fase krisis pangan dengan indikator volume impor pangan tidak tepat, karena neraca perdagangan sektor pertanian Indonesia mengalami surplus hingga 22 miliar dolar AS.

"Volume impor terbesar itu untuk komoditi hortikultura. Meningkatnya volume impor itu seiring meningkatnya peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan kebutuhan kelas tertentu. Kalau ekspatriat ingin memakan anggur atau buah kiwi yang merupakan produk sub tropis itu lalu apa harus kita tutup pemasukan impornya?" ujar Mentan.

Menteri menyatakan, pihaknya terus memberi perhatian penuh terhadap ketersediaan pangan masyarakat. Karenanya, tanaman pangan seperti padi, tebu dan jagung menjadi prioritas pembangunan pertanian.

"Di saat laju konversi lahan pertanian makin mempersempit akses petani,tapi produksi padi tahun 2012 mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 5 persen atau 3,2 juta ton," katanya.

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog