Pejabat Korup China, Andalkan "Humas Hitam"

BEIJING, KOMPAS.com — "Tak peduli seberapa besar atau seberapa senstifnya berita itu, kami bisa membuatnya menghilang."

Kalimat di atas adalah janji yang disampaikan Yage Times, salah satu perusahaan "humas hitam" China terbesar dan paling terkenal.

Apa itu perusahaan humas hitam? Perusahaan seperti ini biasanya digunakan para pejabat yang diduga terlibat korupsi. Nah, mereka ini biasanya ingin agar nama dan kasus mereka tak banyak muncul di media massa, khususnya internet.

Perusahaan seperti Yage Times ini yang kemudian bekerja untuk membersihkan semua berita buruk kliennya.

Para pejabat China belakangan diperiksa aparat keamanan terkait dugaan tindak pidana korupsi. Para kader partai komunis segala level kini khawatir mereka terseret kasus-kasus korupsi.

Secara khusus, para pejabat korup ini sangat takut kepada media internet karena kisah-kisah pejabat korup dengan mudah tersebar.

Setelah cerita skandal korupsi tersebar luas, itu akan menjadi tekanan untuk partai yang akhirnya meluncurkan penyelidikan dan pembersihan.

"Sebanyak 42 persen kasus korupsi tahun ini dibongkar publik lewat informasi di internet," kata Zhang Shaolong, petinggi unit kedisiplinan partai komunis.

Dampak dari kerap terbongkarnya kasus korupsi ini ialah bisnis "humas hitam" meningkat drastis di China.

Sekitar 30 perusahaan "humas hitam" kini bersaing memberikan tawaran bagi para pejabat, pebisnis nakal, dan selebriti yang terlilit skandal untuk membersihkan nama mereka di dunia maya.

"Kami baru-baru ini menolong kepala polisi di Jieyang, Guangdong. Kami menghapus serangkaian cerita tentang dia di internet. Namun, kami tak bisa memberi tahu siapa klien kami itu," kata seorang perwakilan sebuah perusahaan humas hitam Geshigufang.

"Kami membersihkan nama klien di berbagai blog, forum, situs berita, Weibo (Twitter ala China), semuanya," tambah dia.

"Harga untuk pekerjaan ini adalah 13.000 yuan (hampir Rp 21 juta) untuk menghapus berita dari situs harian People's Daily atau Xinhua," kata dia.

"Harganya akan sedikit lebih mahal jika harus menghapus dari situs pemerintah. Untuk menghapus berita dari situs People's Daily, klien harus menunjukkan secara spesifik artikel yang akan dihilangkan. Kami juga harus meminta izin editor di sana karena terlalu berisiko menghapus artikel di situ," tambah dia.

Ternyata, Geshigoufang, yang mengiklankan diri lewat situs belanja Taobao itu, cukup sibuk.

"Kami mendapatkan 313 klien dalam 30 hari terakhir," kata pengelola perusahaan itu.

Di sebuah perusahaan humas hitam lainnya, Origin of Brightness, sang manajer yang mengaku bernama Liu mengatakan sejumlah perusahaan, individu, dan pemerintah menggunakan perusahaan humas hitam ini sebagai cara menanggulangi krisis.

"Menyingkirkan cerita-cerita negatif jauh-jauh selalu merupakan ide bagus," kata Liu.

Dia menambahkan, sejauh ini, bisnis "menyingkirkan cerita jelek" itu berjalan cukup mulus.

Seorang editor di kantor berita Xinhua mengatakan, dia pernah mendengarkan praktik usaha itu. Editor itu menilai pekerjaan seperti itu secara etis sangat buruk dan sangat sulit menghapus sebuah berita dari arsip Xinhua.

"Sejauh ini, saya belum pernah mendengar ada berita Xinhua yang dihapus," kata editor itu.

Majalah bisnis terkemuka China, Caixin, mengabarkan, pertengahan tahun lalu polisi sempat akan menutup praktik Yage Times.

"Namun, kami tak pernah benar-benar ditutup. Kami hanya menghentikan kegiatan beberapa hari. Bagaimana mungkin polisi menangkap kami?" kata pengelola Yage Times.

Menurut data Caixin, tahun lalu, Yage Times mendapatkan keuntungan sebesar 4,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 66,5 miliar.

Perusahaan ini memperoleh 60 persen pendapatan mereka dari para pejabat pemerintah di kota-kota kecil China, termasuk para kepala polisi dan pemimpin daerah.

Masa-masa perolehan klien tertinggi biasanya terjadi beberapa saat sebelum kongres partai tahunan di bulan Maret. Di saat itu biasanya para peniup peluit membongkar semua skandal korupsi dan suap penjabat.

 

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog