Para penggemar Atletico berpesta di Madrid

Madrid (ANTARA News) - Para penggemar Atletico Madrid memenuhi jalan-jalan ibukota Spanyol dengan mengenakan kostum merah-putih sambil berpesta pada Sabtu, setelah timnya menjuarai Piala Raja dengan menaklukkan Real Madrid untuk pertama kalinya dalam 14 tahun dengan skor 2-1 di markas seteru abadi mereka, Santiago Bernabeu.

Teriakan-teriakan penuh kegembiraan menggema di ibukota Spanyol ketika para penggemar menyambut pelatih mereka Diego Simeone dan para pemainnya di pusat kota, Plaza de Neptuno, tempat tradisional bagi para penggemar Atletico, yang lebih sering melihat rival sekota mereka merayakan kesuksesan di Plaza Cibeles, untuk merayakan kemenangan, lapor AFP.

Para pemain Atletico berkeliling kota dari stadion mereka Vicente Calderon ke pusat kota dengan menggunakan bus tingkat, bus dengan atap terbuka yang dicat dengan kata "Champions" pada sisinya, sambil memamerkan trofi Piala Raja dan para penggemar yang terlihat seperti lautan merah-putih mengelilingi patung Neptunus, Dewa laut bagi bangsa Romawi.

"Ini hebat! Ini menakjubkan! Kami layak atas ini karena kami telah berusaha dan berusaha selama bertahun-tahun dan akhirnya ini berada di sini," kata salah seorang penggemar, petugas kesehatan berusia 17 tahun Carolina de Fente, yang mengecat wajahnya dengan warna kebesaran tim dan menutup rambutnya dengan syal Atletico Madrid.

"Ada hal-hal yang harus Anda nikmati sekali seumur hidup dan ini adalah salah satunya," kata pebisnis berusia 40 tahun Javier Santamaria ketika para penggemar menyanyikan lagu hymne tim.

"Ini adalah hasil dari pekerjaan, kerendahan hati, dan hati," tambahnya.

Massa menyuarakan yel-yel "Juara, Juara" dan meneriakkan nama pelatih dan sang pahlawan Simeone, yang lebih dulu hadir di balai kota.

Kesuksesan mengejutkan pada Jumat malam memberi para penggemar Atletico rasa kemenangan yang langka atas Real Madrid, yang harus menerima pelatih mereka Jose Mourinho kemudian bintangnya Cristiano Ronaldo mendapat kartu merah.

Real Madrid mengakhiri musim sebagai tim peringkat kedua di bawah Barcelona di liga, dan tidak mampu meraih trofi baik dari Piala Raja maupun Liga Champions.

Setelah bertahun-tahun menelan kekecewaan, ribuan penggemar Atletico tidak sabar untuk melakukan perayaan pada Sabtu untuk keberhasilan menjuarai Piala Raja kesepuluh kalinya sepanjang sejarah tim, di mana mereka bahkan telah memenuji Plaza de Neptuno sebelum peluit panjang berbunyi.

Bagaimanapun, perayaan yang sopan bertransformasi menjadi keributan-keributan sporadis pada Sabtu pagi, dan sejumlah pemuda membakar bak-bak sampah atau melempar botol dan batu ke polisi yang mengejar mereka di jalan-jalan. Polisi dilaporkan menahan 11 orang dan 18 orang lainnya mengalami luka-luka.

Bagaimanapun, pers Spanyol lebih banyak menyoroti perihal musim Real Madrid, yang hampir menjadi fase-fase akhir bagi masa kepelatihan Mourinho.

Harian olahraga Madrid Marca menampilkan sikap Mourinho di halaman depannya, ketika ia tidak mengambil medali untuk juara kedua setelah diusir dari area teknis, dan setelah itu mengakui bahwa ia "telah gagal pada musim ini."

"Madrid mulai kelelahan secara fisik dan emosional," tulis Santi Segurola di Marca. "Permainan Madrid ditentukan oleh diusirnya Mourinho dan Cristiano, dua unggulan di tim itu yang memasuki masa menyedihkan setelah mereka tereliminasi dari Piala Eropa."

"Atletico menjaga temperamen mereka. Mereka tidak kemasukan atas apa yang diincar Madrid. Tidak kali ini. Mereka mengalahkan rival lama mereka pada hari terbaik dan melalui skenario impian."

Dan terdapat banyak kritik terhadap Mourinho, bukan hanya atas kekalahan Jumat, namun atas durasi tiga tahunnya di mana ia hanya mampu mengantarkan Real meraih gelar liga pada musim lalu dan Piala Raja 2011. (RF/I015)

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog