Menteri ESDM: 28 orang tewas dalam musibah Freeport

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 28 orang tewas dalam musibah Freeport di Papua, 14 jenazah ditemukan pada Selasa, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.

"Baru saja kami dapat informasi. Jadi 14 jenazah lagi diketemukan hari ini," kata Jero dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan total korban sebanyak 28 orang meninggal, 10 orang selamat dengan rincian lima orang luka berat dan lima orang luka ringan.

Dia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada training rutin untuk keselamatan kerja "undermining" yang diikuti 40 orang terdiri dari 25 orang Papua, 15 orang bukan Papua.

Training tersebut baru berlangsung selama dua hari. Pada hari kedua ruang kelas yang digunakan untuk belajar tiba-tiba runtuh menimbun puluhan peserta di dalamnya. "Korbannya 38 orang, karena pada hari kedua, ada dua orang yang tidak datang," kata Jero.

Dia menjelaskan setelah mengetahui peristiwa yang terjadi pada 14 Mei tersebut, pihaknya langsung mengutus inspektur tambang dari ESDM ke Papua dan dua hari kemudian Dirjen Mineral dan Batu Bara Thamrin Sihite menyusul ke Papua.

"Selasa pagi pukul 9 WIT, kami dapat infonya. Saat itu juga kami langsung bergerak. Tiga inspektur tambang dari ESDM berangkat ke Papua, dua hari berikutnya saya utus Dirjen Thamrin Sihite," katanya.

Dalam perjalanan menuju lokasi, pihaknya mengatakan Thamrin dan Dirut Freeport mendapat penghadangan oleh massa. Setelah terjadi negosiasi, akhirnya 1 dari 3 jeep yang dibawa oleh rombongan diperbolehkan untuk memasuki lokasi kejadian.

Pada Selasa (14/5) pukul 07.40 WIT, terowongan bawah tanah Big Gossan runtuh. Saat kejadian, terdapat 38 pekerja Freeport yang sedang mengikuti pelatihan di terowongan tersebut.

Lokasi kejadian berdekatan dengan ruang kantor dan berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif.

Sesaat setelah kejadian, Freeport langsung melakukan upaya penyelamatan para korban.

Namun, upaya penyelamatan terkendala ruang di dalam terowongan yang sempit dan masih adanya risiko runtuhan lebih lanjut.

Tim penyelamat tidak hanya berasal dari pekerja Freeport, tetapi juga melibatkan kontraktor, staf geoteknik, dan pejabat pemerintah terkait.

Freeport dan Inspektur Tambang baik pusat maupun daerah masih menyelidiki penyebab longsor.
(A064/N002)

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog