Korban tewas gedung ambruk di Bangladesh 1.126 orang

Dhaka (ANTARA News) - Lebih dari dua pekan setelah upaya untuk menemukan korban dalam tragedi industri terburuk di Bangladesh, jumlah korban jiwa mencapai 1.126 orang.

Tarekul Alam dari ruang kendali pemerintah Kabupaten Dhaka, yang didirikan di luar tempat tragedi mengerikan untuk mengkoordinasikan operasi pertolongan, memberitahu Xinhua, "Jumlah korban jiwa yang dikonfirmasi mencapai 1.126 dengan ditemukannya dua mayat lagi hingga pukul 15.00 waktu setempat, Ahad."

Ia mengatakan 63 mayat masih disimpan di halaman Sekolah Menengah Adharchandra untuk pengidentifikasian.

Namun pejabat itu mengatakan hanya sedikit mayat sekarang bisa diidentifikasi oleh kerabat mereka, sebab ditemukan telepon genggam dan kartu tanda pengenal pada semua mayat tersebut.

"Kami menyimpan jaringan yang cocok buat pemeriksaan DNA mayat yang tak dikenal, banyak di antara mereka juga telah dikubur," kata pejabat tersebut sebagaimana dikutip Xinhua, Minggu.

Petugas pertolongan mengatakan bau amis mayat masih tetap kuat di sekitar reruntuhan gedung Rana Plaza yang ambruk seperti tumpukan kartu pada 24 April sekitar pukul 08.30 waktu setempat.

Petugas pertolongan telah mengeluarkan 2.438 orang termasuk seorang perempuan pekerja pabrik pakaian yang bernama Reshmi, wanita penjahit yang terkubur selama 17 hari di bawah reruntuhan gedung yang ambruk tersebut di Savar, pinggiran Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.

Banyak mayat lagi diduga akan ditemukan dari bawah reruntuhan sementar derek dan buldozer memotong tumpukan beton dan baja yang tercabik di lantai dasar bangunan itu, tempat "penyintas terakhir" ditemukan.

Menurut banyak pejabat, operasi pertolongan tampaknya bisa dihentikan sekitar Senin, sebab mereka berencana mengangkat seluruh reruntuhan dari lokasi bencana pada Senin.

"Kami hampir selesai," kata seorang pejabat yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Penyelidikan awal pemerintah telah menuding getaran dari generator raksasa ditambah dengan getaran mesin jahit sebagai penyebab ambruknya gedung itu, yang diduga dibangun tanpa izin yang layak dengan bahan di bawah standard.

Sedikitnya 12 orang telah ditangkap, termasuk pemilih bangunan yang ambruk dan pemilik pabrik --Phantom Apparels, Phantom Tac, Ether Tex, New Wave Style dan New Wave Bottoms, yang membuat pakaian buat banyak merek besar global.

Selain satu cabang bank dan ratusan toko, enam lantai gedung tersebut --milik seorang pemimpin partai yang berkuasa-- menampung lima pabrik pakaian jadi yang, menurut data yang sudah berusia berbulan-bulan dari perhimpunan pemilik, mempekerjakan hampir 3.122 pekerja, kebanyakan perempuan, demikian Xinhua melaporkan.

(SYS/C003)

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog