Kebudayaan Makassar tarik perhatian dunia

Makassar (ANTARA News) - Pembukaan festival seni dan budaya internasional Tong-tong Fair di Den Haag Belanda diwarnai dengan penampilan dari delegasi Dinas Pariwisata Makassar dengan menampilkan kebudayaan Appasili yang menarik perhatian peserta dari berbagai benua.

"Pembukaan festival Tong-tong Fair resmi dibuka oleh Wali Kota Den Haag Mr Jozias Van Arsten pada hari Jumat dengan dihadiri peserta dari berbagai negara di belahan dunia lainnya," ujar Kepala Dinas Pariwisata Makassar Rusmayani Madjid melalui pesan Blackberry Massenger (BBM) dari Belanda, Jumat.

Ia mengatakan, penampilan budaya pada pembukaan acara festival tahunan itu sontak menarik perhatian seluruh pengunjung dan langsung berebut untuk mengabadikan kebudayaan itu.

Kebudayaan Appasili itu sendiri merupakan budaya khas Sulawesi Selatan yang sering dimunculkan pada saat berlangsungnya acara syukuran ditengah masyarakat Sulsel. Ritual budaya Appasili ini merupakan ritual penolak bala dan digunakan dalam setiap momentum hajatan besar.

Rusmayani mengaku jika perkenalan budaya Appasili itu bagian dari tujuan promosi pariwisata Makassar, apalagi peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Makassar mengalami kenaikan setiap tahunnya.

"Pertunjukan kebudayaan salah satu tujuan dari rangkaian promosi kami, makanya kami tidak ingin melewatkan festival tahunan ini untuk menarik wisatawan mancanegara khususnya yang berasal dari Eropa," katanya.

Usai penampilan kebudayaan asal Makassar itu, sekitar 80 orang dari kelompok "Family Claassen" yang hadir dalam festival itu menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung ke Makassar.

"Alhamdulillah, hari pertama pembukaan ini sudah ada pengunjung yang menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung ke Makassar dan salah satu kelompok pengunjung yang berjumlah 80 orang lebih itu mengatasnamakan Family Claassen," katanya.

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Belanda yang berada dalam festival itu, Van Dijk mengaku jika kebudayaan Indonesia khususnya Makassar begitu tidak asing bagi warga Belanda karena banyaknya literatur sejarah yang tersimpan di sana.

"Kami banyak mengenal Makassar dari literatur sejarah yang banyak tersimpan disini. Secara emosional, kami merasa dekat dengan kebudayaan Makassar, jadi kami tidak merasa baru dengan kebudayaan itu," katanya.

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog