CSIS: Mayoritas Publik Tak Masalah jika Jokowi "Nyapres"

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei oleh beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa Gubernur DKI JAkarta Joko Widodo atau Jokowi berada di urutan teratas sebagai bakal calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Mayoritas publik memaklumi jika Jokowi yang baru menjabat sebagai gubernur selama tujuh bulan itu maju sebagai capres.

Jika Jokowi maju sebagai capres di Pemilu 2014 dan menang, maka untuk kedua kali bagi Jokowi tidak menyelesaikan mandat yang diberikan. Sebelumnya, Jokowi berhenti sebagai Wali Kota Surakarta setelah terpilih sebagai DKI-1.

Berbagai pihak berpendapat, Jokowi sebaiknya menyelesaikan jabatannya terlebih dulu sebagai Gubernur Jakarta hingga 2017. Namun, hasil survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menunjukkan sebaliknya. Mayoritas responden tidak mempermasalahkan jika Jokowi tak menyelesaikan tugasnya hingga masa jabatan habis.

Survei CSIS tersebut dilakukan dengan tatap muka terhadap 1.635 responden yang berada di 31 provinsi pada 9-16 April 2013. Warga Papua dan Papua Barat tidak disurvei karena situasi yang tidak kondusif.

Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips J Vermontes mengatakan, jajak pendapat itu menanyakan apakah responden setuju atau tidak jika Jokowi maju sebagai capres meski masih menjabat Gubernur Jakarta. "Hasilnya, 53,9 persen responden setuju dan 27 persen tidak setuju," kata dia saat jumpa pers di Jakarta, Minggu (26/5/2013).

Hasil survei CSIS juga memperlihatkan bahwa elektabilitas Jokowi mengungguli tokoh lain yang sudah mendeklarasikan diri sebagai capres maupun disebut-sebut akan maju di pilpres. Dari survei itu, elektabilitas Jokowi tercatat sebesar 35,1 persen, Prabowo Subianto sebesar 16,3 persen, Aburizal Bakrie alias Ical 7,4 persen, Megawati Soekarnoputri 5,9 persen, Jusuf Kalla 4,8 persen, Hatta Rajasa 2,7 persen, dan Ani Yudhoyono 0,9 persen.

Soal pencapresan tersebut, Jokowi yang selama ini didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga mendapat dukungan dari responden yang memilih partai selain PDI Perjuangan. Contohnya, 25 persen kader atau simpatisan Golkar mengaku akan memilih Jokowi. Adapun pendukung dari Partai Demokrat sebesar 32,5 persen, Gerindra 12,6 persen, Hanura 34,3 persen, PAN 27,3 persen. Bahkan, sebesar 60,5 persen kader/simpatisan PKS akan memilih Jokowi.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi berkali-kali mengatakan ingin fokus mengurus Jakarta. Adapun para pengurus PDI Perjuangan menyerahkan sepenuhnya kepada Megawati terkait penetapan capres dan cawapres. Megawati akan memutuskan di waktu yang tepat.

View this post on my blog

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog